Di dalam dunia olahraga, penyajian informasi terkini tak melulu soal tim yang kalah dan menang serta perolehan skornya. Dengan berkembangnya teknologi internet, penulisan dunia olahraga pun berkembang pesat dan memiliki cakupan yang luas. Inilah yang membedakan penulisan olahraga zaman dulu dan sekarang, terutama di dalam industri sepakbola.
Dunia sepakbola sekarang bukan lagi ngomongin tim mana yang menang atau kalah. Sudah nggak zamannya ngomongin bola yang direbutin oleh 22 orang di lapangan. Katanya, it's so yesterday. :p
Sepakbola sekarang lebih banyak menyajikan berita yang bersifat hiburan sehingga fans bisa tahu lebih banyak tentang timnya, tentang pemain idolanya bahkan kehidupan pribadinya. Sampai kadang heboh sama WAGS kan ya. Itu lho kumpulan wifes and girlfriends para pemain bola terutama yang berasal dari Inggris. Istilah ini lama-lama populer dan kadang beritanya nggak kalah heboh dengan pertandingan bolanya itu sendiri.
Nah, ini dia yang dibahas oleh #DepokMenulis dalam acara 'Be A Sport Writer' yang berlangsung di Detos pada hari Minggu yang lalu. Acara ini saya ketahui di grup KEB (Kumpulan Emak Blogger). Meski saya nggak terlalu ngerti tentang dunia olahraga apalagi sepakbola tapi saya menikmati acara ini. Soalnya, narasumbernya nggak pelit berbagi ilmu kepenulisan Ciiin. Dan mereka nggak melulu ngomongin bola. Malah dari acara ini saya tahu sisi lain dari penulisan di bidang olahraga.
Acara dibuka oleh founder #DepokMenulis yaitu Mbak Talita Zahra. Komunitas Depok Menulis merupakan komunitas kepenulisan di Depok yang sering mengadakan acara kumpul bareng atau sharing kepenulisan. Ini kali pertama saya ikutan acara yang diadakan oleh Depok Menulis. Komunitas ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi Teman-teman yang hobinya menulis.
Kemudian acara dilanjutkan dengan penampilan dari AVC (Alliance Violin Community). AVC merupakan komunitas biola yang di Depok. Komunitas ini rutin mengadakan latihan setiap hari Sabtu dan Minggu di area Kantor Walikota Depok. Mereka piawai memainkan lagu-lagu nasional yang cukup menggugah rasa nasionalisme.
Setelah asyik mendengar alunan biola, kemudian satu per satu narasumber dan moderator naik ke panggung. Nggak sabar saya mendengarkan ilmu kepenulisan dari narasumber yang sudah berpengalaman.
Menurut Aditya Nugroho, blogger dan penulis olahraga di portal online, menulis itu pekerjaan yang membutuhkan proses dan passion. Mas Adit memulai kegiatan menulis dari ngeblog. Iya, ngeblog. Mas Adit lebih suka menulis sepakbola. Selesai nulis sepakbola di blog, beliau biasanya share tulisan ke twitter dan mention ke orang-orang terkenal. Nah, dari situ beliau mendapat banyak retweed dan kenal dengan banyak orang. Semakin banyak koneksi maka Mas Adit mulai dipercaya mengisi rubrik olahraga di berbagi portal media terutama media online.
Menulis olahraga apalagi sepakbola memang kudu dikuasai oleh mereka yang ngerti bola. Kalau ngomongin sepakbola, jujur sih saya nggak ngerti-ngerti amat. Dulu sempat suka nonton pertandingan bola di tivi tapi hanya sebagai penikmat saja. Dan saya pun nggak mudeng dengan istilah-istilah di dalam sepakbola. Saya suka mantengin acara bola karena seru. Bola satu kok direbutin banyak orang. Beli sendiri, gih. Hahahaha, bercanda. Etapi faktor pemainnya juga dong ya. Kan banyak tuh pemanin bola yang keren-keren.^-^.
Mas Aditya Nugroho sedang memberikan tips menulis |
Ada hal unik yang disampaikan oleh narasumber lainnya yaitu Abimanyu Bimantoro. Untuk menghasilkan tulisan yang bagus kadang informasi dari internet kurang greget. Tulisan akan lebih bernyawa bila ada pengalaman dari si penulis. Semakin banyak melangkah maka informasi yang didapat akan semakin beragam. Iyap, menulis ibarat pekerjaan kaki bukan tangan. Lhoh, bukannya menulis itu pakai tangan ya bukan kaki.
Kata-kata itu yang cukup membekas di benak saya sampai sekarang. Ini menunjukkan bahwa menulis bukan hanya merangkai kata namun ada fakta dan opini yang disampaikan oleh penulis. Dengan fakta dan opini tersebut akan menambah konten sebuah tulisan.
Abimanyu mengatakan, dalam dunia olahraga, langkah kaki yang semakin jauh akan menghasilkan sisi lain dari sport writing yaitu feature.
Feature bukan berita, melainkan cerita yang bersumber pada data dan fakta yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Tulisan feature lebih mengandung banyak bahasa dan ada unsur human interest di dalamnya. Seringkali feature menceritakan hal-hal yang ada di sekeliling peristiwa.
Contohnya, ketika PERSIB melangsungkan final dan jadi juara ISL. Euforianya ada di mana-mana. Maklum, PERSIB sudah puasa gelar juara selama 19 tahun. Banyak banget media yang memberitakan pertandingan dan pesta kemenangannya. Namun, ketika ada orang jeli, bagaimana keadaan di markas PERSIB sendiri?
S.E.P.I.
Iya, kaget kan? Sangat kontradiktif dengan perayaan kemenangannya kan? Pemberitaan di mana-mana menyebutkan tentang kemenangan ini. Logikanya, yang namanya markas pastinya akan ikut merayakan euforia kemenangan PERSIB kan ya? Namun, fakta di lapangan nyatanya nggak demikian.
Cerita lengkap tentang nggak adanya euforia di markas PERSIB bisa ditanyakan ke mbah gugel dengan keyword keheningan di Soreang.
Cerita lengkap tentang nggak adanya euforia di markas PERSIB bisa ditanyakan ke mbah gugel dengan keyword keheningan di Soreang.
Nah, inilah gambaran tentang feature. Menampilkan sisi lain yang mungkin nggak banyak diketahui banyak orang.
Lalu, apa bedanya feature dengan berita?
Kalau berita sudah pasti ada unsur 5W+1H. Menceritakan kejadian secara runut berdasarkan unsur-unsur tadi. Mulai dari hal-hal yang melatarbelakangi sampai terjadinya peristiwa tersebut.
Berita bisa juga disajikan dengan komposisi piramida terbalik. Di sini penulis menceritakan kejadian secara global lalu dikerucutkan ke hal-hal kecil yang menjadi pelengkap berita.
Nah, udah ngerti kan tentang penulisan feature di sport writing?
Baru tau bedanya feature sm berita...makasih mbakkk
ReplyDeletebtw, bukan hanya tulisan yang menyajikan gaya feature...tapi komentator pertandingan pun sekarang bahas gosip2 juga hihihi
Hahaha, bener bener :))
Deletemantap, ilmu baru
ReplyDeleteYoi, Mas.
DeleteSeru acaranya. Moga Depok Menulis sering2 ngadain avent di Depok. Sayang pas itu aku msh di Surabaya. Makasi shringny mbk :)
ReplyDeleteSama2, Mba :)
DeleteIya moga Depok Menulis sering2 ngadain acara ya.
makasih sharingnya ya
ReplyDeleteSama2, Mam.
DeleteEnggak berani...susah hahaha. Trims sharingnya mak :).
ReplyDeleteHai Mbak Fitri, apa kabar?
DeleteSama2, Mbak :)
Keduanya tidak bisa dipisahkan. Layaknya bahasa dan budaya, selalau saling mengaitkan.
ReplyDeleteKeduanya tidak bisa dipisahkan. Layaknya bahasa dan budaya, selalau saling mengaitkan.
ReplyDeleteKeduanya tidak bisa dipisahkan. Layaknya bahasa dan budaya, selalau saling mengaitkan.
ReplyDeleteIyap, makasih ya Mas.
Deletehmmm lumayan sedikit tercerahkan mengenai "feature ini" salam kenal mbak
ReplyDeleteHalo, salam kenal juga Mas Yudy.
DeleteBelom berani aku, Mbak. Hahah. Aku bukan pemerhati yg baik soalnya :p
ReplyDeleteApa kabar Beb?
DeleteMakasih ya udah mampir. :)