Menulis bagi saya adalah sebuah dunia yang mengasyikkan dimana unek-unek yang ada di kepala dapat mengalir sebebas-bebasnya. Bahkan menulis bagi saya ibarat memasak. Bahan-bahan yang ada di kepala bila diramu dengan bumbu-bumbu bahasa yang pas maka akan menghasilkan masakan tulisan yang enak dibaca. Layaknya memasak, menulispun jika tidak diimbangi dengan pengetahuan atau referensi yang cukup maka akan menghasilkan tulisan yang kurang sedap dan dangkal.
Akhir-akhir ini saya banyak melakukan blog walking, membaca bacaan digital yang ternyata sangat unik. Dari hasil jalan-jalan tersebut saya sangat malu dengan tulisan-tulisan saya. Tak dapat dipungkiri saat ini tulisan saya masih sangat sangat dangkal. Hal baru yang sebenarnya lama saya gemari tetapi tidak dikembangkan dengan baik jadilah hasil karya ini kurang sedap. Di luar sana masih banyaaaaaak sekali para blogger yang tulisannya bisa membangkitkan semangat dan membuat saya terpana akan bahasa yang digunakan. Ada yang bahasanya simple, puitis, bahkan ada yang ilmiah. Jujur, saya dibuat kagum oleh mereka. Hasil karya mereka yang berasal dari hati dan pikiran benar-benar bisa dirasakan maknanya. Bahkan saya bisa merasakan setting tulisannya seolah-olah saya benar-benar menjadi lakon dalam tarian tulisan mereka di panggung baris dan paragraf. Sehingga blog mereka pun tak hanya berisi tulisan semacam diary saja tetapi lebih dari itu yakni orang yang membaca tulisan tersebut akan mendapat suatu pengetahuan, pemahaman, atau belajar pengalaman dari sang penulis.
Sampai saat ini saya pun belum tahu cara menulis yang baik bagaimana dan seperti apa. Tetapi sebagai orang yang pernah mengenyam bangku kuliah, tentunya saya masih ingat sedikit aturan menulis karena merupakan prasyarat dalam kelulusan (baca : aturan skripsi). Pada prinsipnya sebelum menulis hendaknya kita mengetahui dulu topik apa yang akan kita tulis sehingga kita bisa fokus kepada hal tersebut, kalau pengetahuan kita dirasa kurang, tak ada salahnya kita mencari bahan untuk dijadikan referensi. Setelah itu, kita bisa menulis paragraf per paragraf. Usahakan pokok paragraf berhubungan dengan anak paragraf. Pun begitu dengan antar paragraf sebaiknya ada benang merahnya. Biar enak dibaca dan tidak membosankan sebaiknya paragraf jangan terlalu panjang. Setelah itu lakukan proses pengeditan baik dari segi bahasa, tatanan paragraf maupun tulisannya. Setelah dirasa cukup, barulah tulisan dipublikasikan.
Untuk menjadi penulis yang baik tentunya membutuhkan proses yang sangat panjang. Tak hanya itu, dari beberapa referensi yang saya baca, memperbanyak bacaan juga penting karena bagaimana mungkin kita akan menulis tapi kita tidak mengetahui bahan-bahan apa saja yang kita perlukan. Dan yang tak kalah penting yakni memperbanyak latihan menulis. Semakin banyak kita menulis, semakin banyak pula kita mengetahui kemampuan dan kekurangan yang ada. Jujur saja, ini merupakan wadah yang saya impikan karena di sini saya belajar, berkembang, berlatih, dan berkespresi yang dampaknya positif bagi saya sendiri utamanya. Dengan menulis, ada suatu kepuasan tersendiri yang saya dapatkan.
Dulu setelah kuliah saya pernah iseng mencoba membuat tulisan dan mengirimkannya ke sebuah harian di Semarang yakni Suara Merdeka. Ceritanya dulu ada kolom 'Spot' dimana pembaca bebas mengirimkan artikel tentang apa saja dengan aturan penulisan yang telah ditetapkan. Tak dinyana, tulisan saya dimuat. Betapa senangnya kala itu sampai-sampai tulisan tersebut saya simpan dan sekarang entah dimana, yang pasti ada di rumah ibu saya di Semarang.
Postingan saya ini mungkin sesuatu yang biasa saja tetapi bagi saya ini merupakan tahap awal setelah berkelana dari beberapa blog tetangga yang sarat akan makna dan pengetahuan. Menulis adalah sebuah pilihan, sebuah perjalanan, sebuah pembelajaran yang tak akan lekang zaman karena subyeknya selalu bergerak, berkembang, dan berkreasi tanpa batas. Jadi, Yuk Menulis! :)
setiap orang memiliki gaya menulis masing-masing, tentu saja tidak bisa dibilang satu tulisan dangkal dan lainnya berbobot..
ReplyDeletekalau dalam nge-blooger saya rasa sah2 aja walopun cuma seperti 'curcol', kalau saya pribadi lebih suka yang santai..
ditunggu yokohama mapping nya ya say ;)
well done ..
hehe, makasih ya mba sharingnya..
ReplyDelete